Rabu, 22 Juni 2011

Pentingnya Sarenan dalam Pewarnaan Alam Batik

Sekilas info akan membahas tentang pentingnya sarenan dalam pewarnaan alam batik.
Sarenan merupakan larutan bening yang dihasilkan dari larutan kapur. Dengan menggunakan campuran 1 kilogram (kg) kapur gamping dalam 20 liter (l) air, sarenan tersebut akan terbentuk setelah didiamkan beberapa saat sampai endapan kapur tersebut benar-benar mengendap ke daerah dasar larutan. Selain sebagai bahan campuran jamu yang berfungsi untuk membantu pencernaan dan nafas, sarenan juga berfungsi sebagai bahan pengikat pewarna alam yang berasal dari kulit kayu, akar maupun daun-daunan dalam industri batik.
Berdasarkan pengalaman pribadi dalam penggunaannya (hasil praktek di Batik Cotto'an), proses pewarnaan alam didahului dari pembuatan larutan pewarna dengan merebus kulit kayu tingi (salah satu bahan pewarna alam) dengan formula 1 kg kulit kayu tingi direbus dalam 10 liter air sampai air tersebut menyisakan 3-5 liter. Adapun urutan proses pewarnaan alam tersebut, yaitu:
  1. Siapkan kain mori; kain primisima, prima, santung, sutera, dll
  2. Lakukan persiapan bahan seperti pengetelan dan selanjutnya dilakukan proses mordanting dengan menggunakan tawas 8 gram dalam 1 liter air, lalu rebus sampai hangat dan setelahnya masukkan kain dan rebus sampai mendidih pertama dan matikan kompor, diamkan kain selama semalam, catatan: biasanya 1 kain (105 cm x 200 cm) membutuhkan 2-3 liter air
  3. Jemur kain hingga kering
  4. lakukan proses pembatikan sesuai motif yang diinginkan.
  5. setelahnya siapkan pewarna alam yaitu 1 kg untuk bahan pewarna dan 10 liter air, rebus hingga menyisakan air 3-5 liter sesuai kekentalan yang diinginkan, dinginkan lalu saring menggunakan kain.
  6. Selanjutnya kain yang sudah dibatik rendam dalam larutan TRO (bisa menggunakan teepol atau deterjen) dengan formula 2 gram/liter, rendam selama 2 jam, lebih maksimal diamkan selama semalam.
  7. Kain kemudian dibilas, ditiriskan dan selanjutnya dilakukan proses pencelupan ke dalam pewarna yang sudah disediakan sebelumnya lalu kering anginkan, selanjutnya dilakukan pencelupan kembali ke pewarna sebanyak yang diinginkan sesuai dengan warna yang diinginkan. biasanya dilakukan minimal 5 kali celupan.
  8. Setelah itu, siapkan pengikat warna bisa menggunakan larutan kapur, tunjung atau tawas.
  9. khusus untuk kapur, gunakan kapur gamping dengan formulasi yang telah dipaparkan sebelumnya, diaduk rata kemudian diamkan semalam.
  10. Ambil beningan kapur (sarenan) yang didapatkan, disaring menggunakan kain putih
  11. Terakhir kain yang sudah diwarna dicelup ke dalam beningan kapur tersebut selama 3-5 menit dan kering anginkan.
  12. lebih maksimal lagi diamkan beberapa hari 3-4 hari agar pengikatan lebih sempurna sebelum dilakukan pelorodan.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan,  sarenan yang paling baik untuk pengikatan warna adalah sarenan yang dihasilkan setelah didiamkan semalam/sehari dan selebihnya kurang baik. Perlu diingat kembali diamkan larutan kapur tersebut SEMALAM, jangan berlebih karena nantinya kekuatan dalam pengikatan warna akan kurang.
Selamat Mencoba!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More