Rabu, 01 Juni 2011

Asal Usul Batik Khas Situbondo

Sekilas info Sejarah batik cukuplah panjang. Seperti sebuah buku bisa disebut anonim bagi pengarang, begitu pula dengan asal muasal batik tidak dapat diketahui secara pasti kapan pertama kali ditemukan. Dengan bertambah usianya zaman, batik berkembang dari satu daerah ke daerah lain. Pengakuan dunia terutama dari salah satu badan PBB yaitu UNESCO melalui sertifikatnya yang menyebutkan bahwa batik adalah warisan dunia dari Negara kita yaitu Indonesia.
Dengan semakin tumbuhnya rasa cinta produk Indonesia, semakin cinta pula masyarakat Indonesia terhadap pesona budaya batik. Tentunya hal tersebut semakin mendorong para wirausaha untuk mulai merintis Industri Batik yang sebelumnya pernah mati. Kabupaten Situbondo pun mulai menggali potensi batik yang sempat hilang.
Sejarah batik telah sejak lama, banyak versi tentang keberadaan batik di Situbondo zaman dahulu. Mulai dari batik yang ada di desa Selowogo Kecamatan Bungatan, menurut penjelasan dari salah satu narasumber bahwa batik di Situbondo telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

BATIK LENTE
Pembuatan seni batik di Situbondo diawali, dirancang dan dikerjakan oleh muda mudi yang tergabung dalam karang taruna TUNAS HARAPAN Desa Selowogo Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo pada dekade 1994 s/d 1999 yang pada saat itu dilatih oleh Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Situbondo. Nama Bujuk Lente diambil dari pembabat/pendiri Desa Selowogo. Namun dalam perkembangannya mengalami pasang surut. Hal ini dikarenakan adanya krisis ekonomi, modal kurang, dan bencana alam yang memusnahkan semua asset-asset perbatikan di Selowogo.
Waktu terus berjalan seiring dengan perkembangan seni batik, sekarang ada suatu keinginan yang kuat dari pengerajin Batik Lente untuk mengembangkan kembali potensi yang ada di wilayah Selowogo, maupun kesempatan untuk mengembangkan khasanah seni di Situbondo dengan memunculkan motif khas Situbondo
Hari Jadi Kabupaten Situbondo merupakan babak baru dalam sejarah perkembangan peradapan salah satu kota tapal kuda di Jawa Timur untuk mencari jati diri dan sebagai bentuk refleksi perkembangan Kabupaten Situbondo tentunya harus memilki ciri khas masyarakat Situbondo sebagai symbol social budaya yang harus dilestarikan dan dikembangkan agar dapat dikenal dalam kehidupan masyarakat.
Secara geografis Kabupaten Situbondo berada di pesisir sebelah utara pulau Jawa yang wilayahnya dari ujung barat sampai timur memiliki pantai sepanjang 141 km, posisi Situbondo yang demikian memilki potensi kekayaan laut yang cukup melimpah yang dapat dijadikan sebagai asset dalam pencitraan diri baik potensi pengelolahan kekayaan yang ada di laut maupun keindahan panorama pantai sebagai daerah wisata bahari.
Sebagai daerah wisata, Pemerintah Kabupaten Situbondo telah mengelola pantai Pasir Putih sebagai obyek wisata bahari yang sudah dikenal di dalam maupun di luar negeri. Selain keindahan pantai disana juga tersedia beberapa kerajianan yang berbahan baku dari kerang. Kerang merupakan kekayaan laut yang dapat dikembangkan dan memilki nilai seni yang cukup tinggi di tangan seniman masyarakat Situbondo, hal ini dibuktikan dengan kerajinan mereka yang dapat diopasarkan baik wilayah lokal sampai keluar negeri melalui pulau Dewata Bali.
Kini kerang yang memiliki nilai seni yang tinggi kita sentuh kembali dan kita jadikan sebagai salah satu simbol kekayaan daerah, oleh karena itu untuk mengekspresikan kekayaan tersebut, kerang dibuat sebagai dasar motif batik yang nantinya akan menjadi ciri khas Batik Situbondo yang selama ini masih belum memiliki ciri khas.
Pemilihan kerang sebagai motif Batik Situbondo sangatlah tepat karena daerah lain masih belum mengidentifikasi sebagai ciri khas daerah. Dengan memiliki ke khasan maka Kabupaten Situbondo akan lebih dikenal di luar daerah dan merupakan kekayaan budaya yang perlu dilestarikan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More