Sekilas info akan memaparkan keadaan persebaran industri kecil dan menengah Kabupaten Situbondo berdasarkan hasil pengamatan selama menjadi Tenaga Penyuluh Lapangan IKM tahun 2011-2012.
Industri adalah
suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian
dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam
bentuk jasa.
Industri kecil dan
menengah dapat dikategorikan menjadi dua definisi dasar ditinjau dari jumlah
modal dan jumlah tenaga kerja. Ditinjau dari jumlah modal, industri kecil
didefinisikan sebagai industri yang memiliki kekayaan bersih tidak lebih dari Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan, dan
industri menengah didefinisikan sebagai industri yang memiliki kekayaan bersih Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan. Sedangkan ditinjau dari
jumlah tenaga kerja,, industri rumah tangga memiliki tenaga kerja 1 (satu)
sampai 4 (empat) orang, industri kecil memiliki tenaga kerja 5 (lima) sampai 19
(sembilas belas) orang dan industri menengah memiliki tenaga kerja 20 (dua
puluh) sampai 99 (sembilan puluh sembilan) orang.
Industri kecil dan
menengah merupakan salah satu sektor pembangunan ekonomi kerakyatan yang
memegang peranan penting dan strategis berdasarkan fakta yang ada, menunjukkan
bahwa industri kecil dan menengah memiliki ketangguhan terhadap pengaruh krisis
perekonomian global yang pernah terjadi.
Industri kecil dan menengah
memiliki karakteristik sebagai industri yang mampu menyerap tenaga kerja yang
besar, peluang usaha yang mudah dimasuki dan dapat merealisasikan peningkatan
dan pemerataan pendapatan masyarakat. Di
samping itu pula industri kecil dan menengah memiliki kondisi belum dapat
berkembang dengan baik yang disebabkan oleh banyaknya hambatan-hambatan dalam
pengoptimalan faktor-faktor produksi terutama kaitannya penggunaan teknologi
yang masih sederhana bahkan belum mampu menguasai teknologi pengolahan modern,
kesulitan dalam pemenuhan bahan baku, tidak mampu memenuhi pesanan dalam jumlah
banyak, pengelolaan keuangan yang buruk sehingga kurang mampu mengelola
keuangan yang berujung terus menerus mengalami permasalahan permodalan dan
lainnya.
IKM yang kuat maka struktur ekonomi
akan menjadi kokoh, yang berperan besar dalam peningkatan ekspor dan
pengendalian impor, serta tumbuh dan berkembang pada basis kemampuan diri
sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut,
maka pengembangan IKM dilakukan secara terus menerus dengan selalu
memperhatikan aspek pendidikan, permodalan, produktivitas, sarana/prasarana,
pemasaran dan pemanfaatan lembaga pemerintah dan swasta secara maksimal, menuju
kepada terwujudnya IKM yang modern.
Industri kecil dan menengah
terbagi menjadi beberapa sektor perekonomian, diantaranya; industri pangan (termasuk
di dalamnya industri mamin) industri sandang, industri kimia dan bahan
bangunan, industri logam dan elektronika, industri kerajinan. Dalam pengembangan
industri kecil dan menengah diwujudkan dalam program prioritas pengembangan
UMKM dan langkah pelaksanaan, antara lain:
a.
Penguatan industri
dengan pendekatan pengembangan potensi daerah di satu wilayah untuk
menghasilkan satu produk kelas global yang unik khas daerah dan sumber daya
lokal atau pendekatan One Village One
Product (OVOP);
b.
Pengembangan
Klaster Industri Prioritas;
c.
Pengembangan
Kompetensi Inti Industri Daerah dengan sasaran pembangunan sektor industri
melalui:
1)
pemanfaatan Sumber
daya secara optimal,
2)
penyebaran industri
ke berbagai daerah,
3)
peningkatan daya
saing daerah berlandaskan keunggulan daerah,
4)
peningkatan nilai
tambah sepanjang rantai nilai komoditi unggulan daerah,
5)
kerjasama antar
daerah.
d.
Pengembangan
industri kreatif dan berbasis budaya dengan menggali potensi kabupaten dengan
menggalakkan industri batik situbondo yang menjadi batik khas kabupaten
situbondo menggunakan ikon kerang dan pelatihan dengan prioritas pengembangan
desain terhadap kerajinan kerang, kerajinan kayu dan industri berbahan baku
kayu;
e.
Menumbuhkembangkan
pengolahan potensi pertanian kabupaten terhadap potensi buah mangga dan asam
dengan melakukan beberapa pelatihan pembuatan dodol mangga, sirup dan sari
mangga, sirup dan sari asem dengan dilanjutkan dengan pelatihan dalam
pengembangan kemasan produk dalam menunjang pemasaran;
f.
Dukungan program
pembiayaan dari pemerintah dan peningkatan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia)
dengan kegiatan pelatihan industri, bantuan hibah peralatan dan bantuan dana
bergulir.
g.
Peningkatan
teknologi, standarisasi, mutu dan desain produk;
h.
Peningkatan
kegiatan promosi dan pemasaran, informasi serta pengembangan jaringan usaha.
Begitu juga halnya
yang terjadi di Kabupaten Situbondo, Industri
Kecil dan Menengah, produk-produk yang menjadi unggulan antara lain; batik
corak khas Situbondo (motif kerang), kerajinan kerang, gelang kayu dan mutiara.
Selebihnya ada produk unggulan lain seperti kerajinan batok kelapa, manik-manik,
genteng dan rotan. Terdapat pula produk makanan dan minuman khas Situbondo
yaitu rengginang dan kerupuk ikan, stik sukun, dodol mangga, sirup asem, sari
jahe, kopi luwak dan arabica, keripik ikan, sirup asem dan lainnya.
Kegiatan industri di wilayah
Kabupaten Situbondo terdiri dari aneka industri dan industri kecil menunjukkan
tingkat perkembangan yang positif dari tahun ke tahun, baik dari segi jumlah
industri maupun tenaga kerja. Berdasarkan jenis-jenis produk dan wilayah
prioritas pengembangan IKM yang dihasilkan identifikasi dan analisis terhadap
sektor kerajinan yang menjadi produk unggulan meliputi:
a.
Kerajinan kerang
merupakan industri asli Situbondo yang tersebar di Kecamatan Panarukan, Kendit
(desa klatakan), Kecamatan Bungatan dan Kecamatan Mlandingan.
b.
Industri genteng
dengan penerapan sistem OVOP di Desa Kalibagor Kecamatan Situbondo dan beberapa
tersebar di Desa Bungatan Kecamatan Bungatan serta Kecamatan Banyuputih.
c.
Industri batik khas
Situbondo dengan menampilkan motif kerang dan biota yang tersebar di wilayah
kabupaten.
d.
Industri Kerajinan
kayu tersebar di Kecamatan Kendit dan Kecamatan Panarukan berupa produk gelang
kayu, produk hiasan seperti guci, vas bunga, asbak, surving dan lain
sebagainya.
e.
Industri Rengginang
dan kerupuk ikan yang menerapkan sistem OVOP berada di Desa Gelung Kecamatan
Panarukan, beberapa tersebar di Kecamatan Mangaran dan Besuki.
f.
Industri pengolahan
kopi khas kayumas dan kopi luwak di Desa Kayumas Kecamatan Arjasa.
g.
Produk olahan hasil
laut berupa ikan pindang, ikan kering, petis, abon dan lainnya tersebar hampir
sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Situbondo.
h.
Industri Gula aren di
Dusun Oloh Desa Patemon Kecamatan Bungatan dengan hampir keseluruhan penduduk
merupakan pelaku industri.
i.
Serta beberapa
industri minoritas yang dapat dikategorikan produk unggulan yaitu, kaca ukir,
kerajinan benang (gelang dan kalung kombinasi kayu dan resin), kerajinan koran
(produk miniator becak, mobil, motor serta kap lampu), kerajinan batok kelapa
dan industri makanan dan minuman seperti kue maccu, sadru, jamur cryspi, abon
cabe dan lain sebagainya.